Chaos in Schools



Hari senin mungkin adalah hari yang sangat tidak disukai oleh kebanyakan pelajar. Tapi di SMPN 19 sedang diadakan classmeeting, sehingga hari senin ini tidak membosankan, namun lain bagi Rara .

“Bruk…bruk…bruk, wooiiii napa diem mulu sih?” kata Roro, emang anak itu slalu aja bikin orang jantungan. Make ngegedor-gedor meja segala. “Waduuuh, si Roro bikin jantungan lagi. Emh…emh, nggak sekalian aja gegor-gedor mejanya di dokter spesialis jantung, seru tuh” kata Rara, yang mukanya agak kusut, emang si Rara itu tukang ngambek tiap hari. Mendengar kata-kata Rara barusan Roro jadi tertawa ngakak bener “Whahahahaha, nanti orang yang jantungannya is death dong. Bisa aja nih Rara” jawab Roro, sambil nyoba ngehibur si Rara. Tapi Rara malah makin cemberut sambil ngebelakangin Roro dan nidurin kepalanya di atas meja.

“Weeyy…weeyy,” kata Roro sambil menepuk-nepuk bahunya Rara, “Apa sih??aakh, ganggu orang aja” tegur Rara, dengan nada kasar. “Weeiitt hiiiyyaaaa, Rara…ngamuk…Rara ngamuk!!” sahut Roro mencoba untuk bikin Rara ketawa, dengan ngikutin gaya bertarungnya Rock Lee di depan kelas. Wah, itu mah malah temen-temen yang ada di kelas yang ngetawain tingkahnya Roro kecuali Rara yang lagi BETE.



“GYAHAHAHAHAHAHA”, tawa super dasyat dari temen-temen yang ngeliat tingkahnya Roro. Tiba-tiba, JREENG “Berisiiiik, wooii, berisiiiik tau. Nggk lucu ,menurut aku gak lucu. Diem Roro!” teriakan yang berasal dari mulut Rara, emang gak ada yang bisa nandingin dia kalau lagi marah. Alhasil semua temen-temen yang ada di kelas tutup mulut, karena takut kena amukan Rara (emangnya beruang),haha.

Suasana dikelas pun jadi hening, lagi hening-heningnya si Immie dateng sambil berlari “HELLOOO semua” teriak Immie, tapi kasihan nggak di tanggapi sama temen-temennya, mereka semua diam. “Eh, napa pada diem? Udah di kasih mulut sama Allah malah gak di pake itu tuh sama aja ngebuang-buang rejeki tau, coba sekali lagi aku sapa. Jangan-jangan telinganya yang pada gak beres, satu, dua, tiga HAALLL…hmph…hmph” kata Immie, pake mau nyapa lagi plus suaranya kaya nyanyi lagu seriosa, pusing deh my babatok, sampe akhirnya mulut Immie dibekep sama Roro. “Pssstt, jangan berisik mii. Nanti Rara Gaarank ngamuk, terus ngebunuh temen-temen sekelas termasuk kitaaa. Meskipun kita sahabat baiknya, tapi kalau lagi marah kan pikirannya jadi kacau, iiikh takut.” bisik Roro ke Immie sambil ngebekep mulutnya Immie. “hmph…hmph” Immie cuma bisa ngomong itu sambil ngangguk-ngangguk aje karena Roro masih ngebekep mulutnya Immie ,teganya si Roro. Walaupun bisik-bisik tapi suara Roro cukup terdengar jelas oleh Rara, sehingga Rara…DEG…DEG “Apaaa Roro?? Emangnya aku iblis dari neraka yang baru bangkit untuk ngebunuh orang, gitu??” teriak Rara, sambil mengepalkan tangan kanannya dan beranjak berdiri di atas meja. Teman-teman dikelas menatap Rara dengan gemetar, dan akhirnya Roro menjawab “e…e…emang Ra” Roro dan Immie juga temen-temen sekelas lirik-lirikan, dan DEG…DEG, satu, dua, tiga “LAAARRIIIII” teriakkan temen-temen sekelas termasuk juga Roro dan Immie sambil ribut lari keluar kelas ,Rara langsung melesat keluar bagaikan mobil balap yang ingin menanghantam mobil-mobil lain di depannya “Heeiii tungguuu, kalian semuaaa” teriak Rara sambil mengejar temen-temennya itu.

“Waaaaaa, bapak awas paaakk” ribut semua, tapi mereka tetep aja lari walaupun di depannya ada Pak Gongon. Pak Gongon adalah guru Seni Budaya yang sikapnya lucu dan menyenangkan pastinya, sehingga murid-murid di sekolah enjoy kalau di ajar sama Pak Gongon. “Haah, ada apa ini? Ada apa ini? Tolong berhenti anak-anak” kata Pak Gongon dengan logat jawanya yang masih kental bagaikan susu indomilk kental yang mengalahkan kekentalan madu ,cieee ilaaah. Tetapi anak-anak tidak menghiraukan kata-kata Pak Gongon, sehingga “DUUAAKK” Pak Gongon di tabrak sama anak-anak yang seperti sedang di kejar setan, “Hosh…hosh, ada apa ya anak-anak ini seperti sedang di kejar setan. Huh!” ujar Pak Gongon yang masih terbaring lemah di lantai. “Heii kalian semua, akan kubunuh kalian” teriak Rara sambil berlari mengejar teman-temannya, “Waduuuh, itu si Rara ketinggalan rombongan. Apa dia setannya yang ngejar temen-temennya, ngomongnya saja bunuh…bunuh toh, aduuh dasar anak-anak zaman sekarang bercanda nya kelewatan. Haha” kata Pak Gongon, yang akan beranjak berdiri. “Akuu seriuuuss” teriak Rara dari kejauhan yang masih juga mengejar teman-temannya itu. “Waaduh, dia serius toh” kata Pak Gongon yang kembali duduk lagi. Rara cukup kuat untuk mengejar teman-temannya sambil berteriak-teriak, sehingga jadi tontonan anak-anak lain yang sedang melihat lomba, eh malah ngeliatin orang-orang aneh lagi pada lari. “Ayoo…ayoo Rara kejar mereka” sorak semua anak-anak kelas lain. Ternyata Rara cukup terkenal di sekolah, maksudnya terkenal dengan kenakalannya! “Berhentiiiii, aku udah capek banget nih. Hosh…hosh, mendingan sekarang kita damai aja dah. hehe” saat Roro berteriak berhenti, semua teman-teman yang di kejar Rara pun ikut berhenti, Rara juga ikut berhenti.

“Tapi gak semudah itu tau, hati aku udah sakit banget bahkan sampe ke usus segala” kata Rara. Rara pun kembali mengejar temen-temennya…dan “LAARIIIII” Roro, Immie juga teman-temannya kembali berlari.

“Waaaaa*prok…prok…prok*.” Ribut anak-anak satu sekolah, sampai-sampai yang ikut lomba pun keluar ruangan. Tiba-tiba suara yang begitu nyaring terdengar “PRIIIIIIITTT” itu adalah suara pluit yang di tiup bapak kepala sekolah, “Haaaahhh, Pak kepalaaa” kaget anak-anak yang tadinya berlari sekarang berhenti Rara pun begitu, karena sekarang di hadapannya ada kepala sekolah yang wajahnya kelihatan serem. “Ikut saya, kalian yang membuat kekacauan. Siapa dalangnya??” kata Pak kepala. Semua anak-anak menunjuk Rara, Rara hanya diam dan sudah terlihat sangat kecapean.



“Mari ikut saya, Rara dan kalian juga” kata Pak kepala sambil berjalan menuju lapangan, anak-anak yang membuat kekacauan pun mengikuti Pak kepala dari belakang “Kita bakalan di hukum seperti apa sih Pak?” tanya Roro. “Hanya berjemur kok” jawab Pak kepala dengan santai, “Haaah, berjemur!!” teriak anak-anak yang akan di hukum. “Iya, kenapa?mau protes?”kata Pak kepala, sambil memperlihatkan wajahnya yang menakutkan pada anak-anak. “Nggak Pak, nggak” anak-anak menjawab dengan suara gemetar, dan agak mundur sedikit.

Semua sudah berbaris di lapangan sambil hormat pada bendera sang merah putih, di siang bolong lagi. Nasib-nasib. “Berapa lama lagi sih, Pak?” tanya Immie dengan raut wajah yang sedih “Sebentar lagi, 2jam” jawab Pak kepala, “Aduuh, Pak. Al minta pulang duluan deh, soalnya Al udah janji mau pulang cepet-cepet. Mau bantuin Ibu ngeDJ di dapur” kata Al, padahal Al itu cowok cuma sikapnya kaya cewek gitu. “Walah, ngeDJ kok di dapur sih, Al??hahaha” kata Bapak kepala, sambil ketawa-ketawa ngkak beneerr “Iiikh, bapak ini ketinggalan zaman. Maksudnya cuci piring, gitu Pak. istilah kerennya ngeDJ.” Jawab Al, yang agak-agak nyindir Pak kepala. “Wahahahaha, gitu toh. Anak muda zaman sekarang emang pada kreatip” ujar Pak kepala. “Jadi sekarang Al boleh pulang Pak??” tanya Al, yang mukanya udah kelihatan seneng banget. “Yaa nggak bisa, hukuman tetep di lanjut” jawab Pak kepala, sementara Al kembali cemberut. “Semua gara-gara kamu, Ra. Kalau kamu gak ngamuk kan kita gak bakalan di hukum begini. Mana kaki aku udah pegel-pegel nih!!” kata Roro, yang kelihatan agak marah. “Kaki kamu sih DL.” Kata Rara, yang menjawab dengan santai. “HUH” Roro yang keliatan udah kesel banget sama Rara langsung aja melototi Rara, tenyata Rara ngeliat Roro yang lagi melototinya lalu Rara kembali ngamuk, DEG…“Kamu masih mau bikin aku marah disini?Grr,” teriak Rara sambil mengepalkan kedua tangannya ke arah Roro. “E-e-eh, hormat damai. Sob” kata Roro sambil hormat ke Rara dengan wajah yang takut.

PULANG SEKOLAH…

Wallpaper Konan

Klik Untuk Memperbesar
Klik Untuk Memperbesar
Klik Untuk Memperbesar

Klik Untuk Memperbesar
Klik Untuk Memperbesar

All About Konan Akatsuki

Nama:Konan
Dari:Hidden Rain.
Cincin:Byaku/Haku(Putih).
Posisi cincin:Kanan Kelingking.
Kelamin:Perempuan.
Konan (小南?) merupakan satu-satunya anggota perempuan dalam organisasi Akatsuki. Ia memiliki rambut berwarna biru dengan tambahan aksesoris bunga kertas, tetapi dari semua itu, anggota ini masih menyisahkan banyak misteri. Namun, di ketahui bahwa sewaktu kecil, Konan mempunyai hobi membuat origami dan di kenal sebagai gadis yang peramah. Konan memiliki kemampuan untuk memisahkan dirinya menjadi berlembar-lembar kertas yang dapat berubah bentuk menjadi origami kupu-kupu. Namun ninjutsu itu tidak berhasil jika tubuh Konan dibasahi dengan zat cair.[2] Baru diketahui bahwa Konan adalah bekas anak didik Jiraiya saat dia dan kedua sannin yang lain menghadapi perang dengan Amegakure.[3]
 

Followers

Protected by Copyscape Duplicate Content Finder

My Blog List

Labels